
Menginang Masal atau menyirih telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Nusantara. Sementara, istilah menginang atau menyirih sendiri ialah aktivitas mengunyah racikan daun sirih, pinang, kapur, dan dalam perjalanannya dicampur gambir dan tembakau. Kebiasaan menginang sendiri sudah berlangsung sejak lama. Dalam catatannya, Anthony Reid (1985) mengungkapkan bahwa dari catatan para musafir Cina, sirih dan pinang sudah dikonsumsi sejak dua abad sebelum Masehi dari bagian bersirih pinang atau betel-chewing. Sementara, pada 1521, menurut kesaksian Antonio Pigafetta, Masyarakat Nusantara mengunyah pirih dan pinang secara terus menerus.